Karhutla dan Corona, Jarot : Harus Ada Sinergi

www.detiksaga.com. SINTANG – Bupati Sintang, Jarot Winarno, memimpin jalannya Apel Siaga dan Penggelaran Peralatan dalam rangka menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2020, di Lapangan Sepakbola Kodim 1205/Sintang, Kamis (3/9/2020) pagi.

Apel ini mengusung tema “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”. Turut hadir Unsur Forkopimda Kabupaten Sintang, unsur OPD di Lingkungan Pemkab Sintang, unsur TNI/Polri, Sat Pol PP, Damkar, Manggala Agni serta tim Kesehatan.

Jarot mengatakan, digelarnya apel siaga dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan merupakan bentuk kesiapan dalam menanggulangi bencana karhutla di Kabupaten Sintang. Sebab   Kabupaten Sintang rentan mengalami bencana karhutla.

“Kita dalam keadaan siaga karhutla. Sejak bulan Januari hingga Agustus 2020 telah identifikasi 744 hotspot, di mana terjadi peningkatan yang signifikan pada bulan Agustus sebanyak 678 hotspot. Tentu ini membuat kita tetap siaga dan lebih waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan,” ucapnya.

Untuk itulah, sambung Jarot, pemerintah daerah di kabupaten / kota di Kalbar, terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 103 tahun 2020 tentang pembukaan area lahan pertanian berbasis kearifan lokal kepada seluruh masyarakat adat atau petani tradisional di wilayah kabupaten / kota masing-masing.

Jarot mengungkapkan, Pemkab Sintang telah mengeluarkan Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020 dan Nomor 31 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pembakaran Lahan bagi masyrakat di Kabupaten Sintang. Regulasi itu dimaksudkan supaya agar instansi teknis, aparat kecamatan, perangkat desa/kelurahan dan pemangku adat dapat  melakukan pembinaan, pengawasan dan pendampingan kepada masyarakat atau petani tradisional.

“Tentunya, dalam melakukan pembukaan lahan kita harapkan dengan cara pembakaran terbatas dan terkendali dengan kearifan lokal dan sesuai tata cara pembukaan lahan seperti yang tercantum pada peraturan,” beber Jarot.

Disamping itu, terang Jarot, sebagai bagian bangsa di dunia seperti halnya daerah lain di Indonesia  masih menghadapi pandemi global dan kejadian luar biasa Covid-19, bahkan saat ini Indonesia sedang mengalami gelombang ke-2 pademi Covid 19.

“Demikian juga di Kabupaten Sintang selama akhir bulan Juli hingga Agustus telah ditemukan kembali sebanyak 22 kasus positif Covid-19, setelah beberapa bulan sebelumnya 30 kasus telah kita nyatakan sembuh,” jelasnya.

“Semua itu  harus membuat kita tetap waspada. Yang pertama kita tetap dalam keadaan sense of emergency ( rasa kegawat daruratan) harus selalu kita miliki, bahwa kita sedang menghadapi dua masalah besar. Kedua,  pada saat terjadi bencana ,yang pertama kita lakukan adalah koordinasi dan komunikasi,” tambah Jarot.

Jarot mengharapkan koordinasi dan komunikasi penanggulangan karhutla dan corona dimulai dari akar rumput yang paling bawah. Ia mencontohkan upaya mandiri masyarakat melalui masyarakat peduli api, desa siaga corona.

“Mustahil karhutla dan corona bisa kita atasi sendiri tanpa adanya  kolaborasi masyarakat desa, pemerintahan desa, Babinsa dan bhabinkamtibmas, masyarakat dunia usaha, serta masyarakat sipil lainnya,” pungkas Jarot. (din)

Komentar

Detiksaga News