Konsisten Jaga Hutan Kalimantan, Apai Janggut Raih Penghargaan di Portugal

www.detiksaga.com, Kapuas Hulu : Wakil Bupati Kapuas Hulu Kalimantan Barat Wahyu  Hidayat menyatakan bangga atas penghargaan kemanusiaan Gulbenkian Prize di Portugal yang diraih Apai Janggut Tokoh Dayak Sungai Utik yang konsisten menjaga Hutan sebagai sumber hidup.

Wahyu Hidayat menyatakan, wilayah Kapuas hulu hampir 80 persen adalah wilayah konservasi dimana hutan dijaga oleh masyarakat secara mandiri.

“Tradisi menjaga hutan di Kapuas hulu sudah berlangsung lama, dan kami bangga atas penghargaan yang diraih Apai Janggut ini, “ ungkapnya.

Penghargaan itu diraih oleh Apai Janggut, atas kerja kerasnya menjaga hutan lewat kearifan local  sehingga Ia menjadi seorang tokoh lingkungan di Kalimantan.

Penghargaan ini diberikan oleh António Feijó, Presiden Yayasan Gulbenkian dan Angela Merkel yang merupakan Ketua Juri Gulbenkian Prize for Humanity.

Apai Janggut merupakan Tuan Rumah Panjang Masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Ia menyampaikan pentingnya hutan sebagai sumber kehidupan.

Rilis dari  Kementerian Luar Negeri RI, Minggu (23/7/2023), penghargaan ini diberikan oleh António Feijó, Presiden Yayasan Gulbenkian dan Angela Merkel yang merupakan Ketua Juri Gulbenkian Prize for Humanity.

Saat memberikan kata pada acara tersebut Apai Janggut mengatakan, Hutan adalah sumber hidup, yang sudah diturunkan oleh leluhurnya sejak dulu.

“Menjaga hutan adalah bagian dari budaya kami karena di dalam hutan tersebut terdapat ladang kami, tanaman obat, sungai, kuburan keramat leluhur kakek nenek kami yang sudah meninggal yang harus kami jaga. Kami bangga, aksi kami ternyata bermanfaat bagi dunia,” kata Apai Janggut.

Selain Apai Janggut, dua pemenang lainnya adalah Cécile Bibiane Ndjebet dari Cameroon dan Lélia Wanick Salgado dari Brazil.

Cécile Bibiane Ndjebet adalah pakar agronomi, sementara Lélia Wanick Salgado adalah pakar lingungan, desainer, dan skenografer.

Dalam acara Gulbenkian Prize for Humanity ke-4 di Portugal, Apai Janggut didampingi oleh Raymundus Remang, selaku Kepala Desa Sungai Utik, Joni Manehat dari Komunitas Sungai Utik, dan Yani Saloh, Friends of Sungai Utik.

Penganugerahan ini juga dihadiri oleh Dubes RI untuk Portugal Rudy Alfonso Rabu (19/7/2023).

Penghargaan ini membuktikan bahwa hutan dapat memberikan manfaat lebih ketika hidup, ketimbang ditebang.  Masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik sebelumnya telah mendapatkan penghargaan nasional Kalpataru dari pemerintah Indonesia. Dan UNDP Equator prize pada tahun 2019. ( rl/fik)

Komentar

Detiksaga News