Pemkab Sintang Dan WWF Gelar Konsultasi Publik Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan

www.detiksaga.com – Sintang : Perkebunan  kelapa sawit di  Sintang merupakan pendorong utama ekonomi kabupaten Sintang sekaligus telah menyerap lapangan kerja untuk pemasukan bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sintang.

Diperkirakan ada 900 hektar lahan yang dikelola petani plasma yang didalmnya terdapat 1.000 rumah tangga. Para Petani plasma ini merupakan pemangku kepentingan dengan peran vital yang mengelola sekitar 42 persen dari keseluruhan Sawit.

Terdapat 59 perusahaan perkebunan Kelapa Sawit yang memenuhi lahan 1.078.927 hektar di Kabupaten Sintang, melihat data tersebut Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah kabupaten Sintang , Abdul Supriadi mengatakan peran dan kontribusi sub sektor perkebunan selama ini menunjukkan hasil positif dalam mendukung pembangunan.

“Khususnya sektor pertanian dan secara umum pembangunan nasional, baik berperan langsung terhadap pendapatan produk domestik bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan masyarakat,” Katanya kepada wartawan seusai membuka kegiatan Konsultasi Publik Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Kabupaten Sintang di Hotel My Home, Kamis (22/11/2018) pagi.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Sintang bersama  WWF Indonesia yang membahas draft akhir Rencana Aksi Daerah (RAD) Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan.

Kabupaten Sintang Kata Abdul Supriadi masih didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu pertanian, perdagangan dan konstruksi.

“Peran ketiga sektor ini mendominasi pembangunan hingga 55,03 persen. Sektor pertanian termasuk sub sektor perkebunan memberikan kontribusi terbesar yaitu 23,46 persen dan antara sektor tersebut memiliki keterkaitan terhadap sektor lainnya,” katanya.

Kelapa sawit sampai saat ini masih menjadi andalan komoditas dalam subsektor perkebunan yang menjadi penopang perekonomian bagi masyarakat pekebun dan memberikan dampak terhadap perkembangan wilayah serta perekonomian di Sintang.

Selain itu, kelapa sawit  juga memberikan memberikan dampak kepada secara kehidupan sosial

Oleh karenanya, atas inisiasi WWF-Indonesia dan dukungan dari para pihak di Kabupaten Sintang ini telah terbentuk forum multi stakeholder yang telah berproses sejak dikeluarkan Keputusan Bupati Sintang Nomor 525/305/KEP-DISTANBUN/2018 tentang pembentukan forum kelapa sawit berkelanjutan ini.

“Harapan saya terbentuknya forum ini dapat membantu mewujudkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan di Bumi Senentang ini sebagai upaya mewujudkan Sintang Lestari dengan komoditas yang berkelanjutan,” ujarnya.

Forum yang telah terbentuk ini akan berfokus pada masing masing bidang untuk menyusun dan menjalankan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) untuk 5 tahun mendatang.

Pada level nasional sendiri konsultasi publik Rencana Aksi nasional Kelapa Sawit berkelanjutan juga telah dilaksanakan untuk memberikan gambaran akan rencana aksi untuk memastikan seluruh aspek pembangunan kelapa sawit dilaksanakan dengan azas berkelanjutan.

“Tentu dengan kegiatan ini forum mengharapkan peran aktif dari para pihak yang hadir sehingga proses konsultasi publik ini dapat memberikan input yang baik terhadap dokumen Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Kabupaten Sintang,” terangnya.

Dokumen RAD-KSB ini nantinya akan dilegalisasi oleh Pemerintah Kabupaten Sintang sebagai pedoman bersama para pihak terutama lingkup Pemerintah Kabupaten Sintang dalam mengalokasikan anggaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun melalui Peraturan  Bupati. (Fik)

 

Komentar

Detiksaga News